KETIKA JATUH, TERSUNGKUR, BERDIRI DAN MENCARI SANDARAN YANG PALING TEPAT

 
Ruang remaja merupakan media kreasi sahabat remaja. Ulasanya begitu komplek dan real dengan yang dialami sahabat remaja.

Setiap manusia pasti pernah jatuh tersungkur. Bahkan terjerembab dengan dalam, teramat dalam hingga hitam pekat kegelapan yang semakin menghardik dalam dingin kesunyian. Ingin bersandar namun justru dimusuhi oleh kehidupan. Mencari dukungan justru yang didapat hanya umpatan. Dunia memusuhi kita, kehidupan tak berihak sedikitpun terhadap kita. Sang pencipta pilih kasih dengan dan tak menyayangi kita.

Mungkin demikian sedikit gambaran ketika mengalami masalah yang benar-benar menjatuhkan kita. Saat dunia seisinya tak lagi berpihak, maka tempat utama yang kita tuju adalah Tuhan. Kita akan mulai mengeluh, menuntut, mengancam.

Memang lucu tingkah kita, wajar saja karena kita manusia diberikan akal dan fikiran sehingga cenderung mengedepankan logika. Sialnya adalah ketika nalar telah terpenuhi oleh kekecewaan, sehingga rasionalitas tertutup gelapnya kebencian dan logika akan terhasut oleh tipu daya.

Kehidupan selalu penuh dengan perbedaan yang saling mengisi. Jika gelap bayangan dapat bersanding dengan cahaya benderang, maka kenapa kita tidak yakin bahwa akan selalu ada kebahagiaan dalam setiap kesedihan? Begitu pula akan selalu ada pertolongan dalam setiap kesusahan.

Matahari terbit matahari juga tenggelam, ada pagi ada malam. pagi merupakan gambaran pembukaan hari, malam adalah kiasan dari penutupan hari. Begitupun dengan setiap peristiwa, akan ada yang datang dan pergi, akan ada yang hilang dan diganti. Itulah kehidupan.

Hidup selalu butuh sandaran, tak hanya ketika terjatuh namun ketika sukses dan berada diatas. Manusia tak pernah lepas dari keperluan akan sandaran tersebut. Dan manusia diberi pilihan untuk memilih sandaranya masing-masing. Kita biasrkan otak mendominasi keputusasaan ataukah menyerahkan pada hati untuk melapangkan diri, atau kita sinkronkan hati dan akal bahwa selalu ada secercah harapan dalam setiap jurang curam kehidupan.

Dan Tuhan adalah sebaik-baik tempat kembali. Dalam setiap peristiwa selalu Tuhan sebagai sandaran diri dengan begitu kita selalu dekat dengan Tuhan. Ya Tuhan saya capek, Ya Tuhan saya bahagia, Ya Tuhan saya sedih, Ya Tuhan saya gembira, Ya Tuhan saya kecewa, Ya Tuhan saya mensyukuri segala pemberian-Mu karena saya tahu selalu Engkau selipkan ertolongan dalam setiap kuasa-Mu.

Maka dengan begitu kita akan lebih mudah dalam menjalani hidup, kita lakukan yang kita bisa lakukan. Selanjutnya kita pasrahkan yang tidak bisa kita lakukan. Percaya dan yakinlah, Dia (Tuhan) adalah sang Maha Tepat Waktu dan memberikan segalanya diwaktu yang teat.
(Tutur Santika)

Ruang remaja, tutur santika
Sandaran hati, aku terjatuh
Remaja muslim, muslim gaul
No comments:
Write komentar